Cara mempelajari Saham Lapis Ketiga

Dalam Bursa Efek terdapat tiga kategori jenis saham, yakni salam lapis pertama alias blue chips , saham lapis kedua dan saham lapis ketiga. 
 
Saham blue chips adalah saham perusahaan yang kapitalisasinya diatas Rp. 4 Triliun, ROE diatas 20, mampu membagi deviden, dan sangat likuid. 
Saham lapis kedua hampir mirip, tapi kapitalisasinya lebih rendah, yakni sekitar Rp 1 Triliun- Rp 4 Triliun. Nah, 
 
saham lapis ketiga kapitalisasinya di bawah Rp 1 Triliun, fudamentalnya kurang bagus, tapi menarik karena harga sahamnya murah dan untuk beberapa saham, kinerjanya berpotensi membaik. Bagaimana cara menggali profit darinya   ?

Pilih yang aman. Sejatinya dalam investasi apa pun, termasuk jual beli saham, tidak ada yang aman. Semua mengandung resiko. Karena itu, yang dapat kita lakukan hanyalah berupaya meminimalisirnya. Perlu diingat bahwa saham lapis ketiga cenderung sangat murah dan murah di gerakkan oleh segelintir orang bermodal, maka itu resikonya jauh lebih besar daripada blue chips dan lapis kedua.
Trik pertama untuk memilih saham lapis ketiga adalah dengan melihat volume transaksinya. Volume transaksi cenderung tinggi dan cukup stabil menunjukkan saham tersebut diperdagangkan oleh banyak pihak dengna jumlah yang cukup. Tapi jika volume transaksi yang volumenya cukup. Tapi jika volume transaksi yang tadinya sangat kecil dan jauh dibawah  rata-rata, tiba-tiba melonjak, kemudian mengecil lagi keesokan harinya, maka anda berhadapan dengan saham yang terlalu beresiko untuk dimainkan. Bagaimana dengan entry & exit point nya ?

Entry/Exit Point. Masuklah saat saham tersebut mulai tampak aktif dan volume transaksi mulai tinggi. Lebih baik jika ditemui pola flag , yakni sesudah saham tersebut naik sangat tinggi, tampak penurunan yang terbatas pada support minor. Contohnya, saham PT. Indofarma Tbk (INAF). Grafik menunjukkan volume transaksinya cukup tinggi selama Oktober 2011- Januari 2012 setelah mengalami uptrend yang cukup panjang.

Untuk Stop Loss, ada banyak metode yang bisa digunakan. Pertama, 1/3 dari rewards. Misalnya anda beli di harga Rp165, target Rp175, maka stop loss di Rp161.Beli di Rp162, target jual Rp.170, maka proteksi di Rp159. Kedua 2% dari harga beli. Cara manapun pilihan anda, yang lebih pentng adalah disiplin ketika level itu tersentuh. Maukah anad menantinya ?
Ikuti Bandar. Saham lapis ketiga rawan “digoreng” oleh “pakar” yang cenderung pada kepentingan emiten atau market trader. Karena itu anad tidak bisa mendelatinya dengan dengan analisis apapun., baik itu teknikal maupun fundamental. Yang bisa anda  lakukan adalah mengikuti jejak bandar dengan mebeli secukupnya. Jika anda memebeli dalam proporsi besar, bandar akan memperhatikan dan mempengaruhi keputusan yang diambilnya.
Cukupkan diri dengan profit yang anda peroleh saat mengikuti jejak bandar tersebut. Realisasikan profit dan jangan simpan terlalu lama saham gorengan anda. Meskipun tidak bisa diprediksi dengan analisis, ada baiknya anda memilih saham gorengan dengan kenaikan sedikit demi sedikit namun teratur, dan hindari yang sudah naik sangat tinggi dalam dua hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *