Para Habaib Keturunan Nabi Belum terbukti secara ilmiah

Sebagaimana artikel kami sebelumnya, baca (Habaib di Indonesia), Disini kami akan mengulas kembali akan kelanjutan, Sebagai mana kita ketahui mayoritas masyarakat Indonesia masih belum memahami bahwa Nasab Keluarga Bani Alawi atau Ba’alawi Yaman yg menisbatkan dirinya sebagai keturunan Nabi melalui jalur Sayyid Ahmad bin Isa Ar Rumi. Ternyata mengalami kegagalan secara kajian sejarah dan kitab nasab juga gagal, bahkan demikian juga secara uji genetika test DNA.


Berdasarkan data dari kitab Nasab, sekitar abad ke 10 Hijriah. Baru muncul nama Ubaidillah bin Ahmad bin Isa yang konon hijrah dari Basrah Iraq ke Hadramaut. Padahal dalam data dan kesaksian Naqib Iraq, Sayyid Ahmad bin Isa tidak pernah hijrah ke Yaman, bahkan makam beliau ada di Kota Muktabaroh selatan Baghdad. Hanya berputra tiga orang yaitu Sayyid Muhammad, Ali dan Husein yang ketiganya berketurunan dan membuat Naqobah untuk saling mencatat nama keturunannya.

Kesimpulannya, tidak ada nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa artinya hal tersebut berarti fiktif dan batal sesuai ilmu nasab. Jadi dapat dikatakan nasabnya terputus tidak bersambung sampai Nabi SAW.

Sedangkan informasi yang paling tragis lagi, di era sekarang, dengan kemajuan teknologi yaitu ilmu genetika yang sudah lazim bahwa susunan basa nukleotida dalam DNA kita telah dapat dibaca dengan sangat presisi. Maka menunjukkan bahwa mereka ini sama sekali bukan bangsa Arab, karena gen ras arabnya sangat – sangat kecil sekali.

Lembaga Eijkman yang dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ) pernah menampilkan secara terbuka hasil test DNA salah satu pembawa acara televisi NAJWA SHIHAB, dimana ras arabnya cuma sekitar 3%. Dan hal ini sebenarnya bukan barang baru di Timur – Tengah sana, karena ketika test DNA di FamilyTreeDNA. pada awal tahun 2000-an yang open posting hasilnya dipublish maka bisa terpetakan bahwa DNA dari keluarga – keluarga Dzurriyah Nabi yang tersebar di dunia Islam baik yang dari Jalur Al Hasani maupun Al Husaini ternyata telah terdeteksi secara presisi dengan baik.

Namun ironisnya hasil test DNA, terutama Y-DNA atau kromosom Y, garis DNA garis ayah dari Ba’alawi yang mengklaim keturunan lurus laki – laki ke Ahlil Bait Nabi Muhammad SAW ( Imam Husein bin Ali atau Fatimah binti Muhammad SAW ) nyatanya telah gagal total.

Sekarang marilah kita tinjau kegagalan mereka dimana. Test DNA keturunan itu terbagi menjadi dua bagian sebagai berikut :

  1. AUTOSOMAL DNA yaitu meneliti 22 pasang kromosom kita yg merupakan sumbangan dari 22 kromosom ayah adn 22 kromosom ibu. Hasil dari test DNA bagian ini, bisa diketahui seseorang dari ras mana saja serta sebarannya banyak di bagian bumi sebelah mana dan lain – lain.
  2. GONOSOM DNA.atau DNA jenis kelamin.yang merupakan satu pasang DNA yang menentukan jenis kelamin. Pada jenis kelamin laki-laki adalah kromosom XY. Kromosom ( X ) ibu dan ( Y ) ayah), apabila perempuan maka kromosom XX ( X dari ayah & X dari ibu ).

Dengan demikian meneliti garis lurus laki2 keturunan berarti meneliti Kromosom Y-DNA dalam diri kita. Sedangkan untuk garis ibu disebut mt-DNA, karena kromosom X ibu ini biasa diambil di mitokondria dalam sel kita.

Kembali kita fokus ke kajian Y-DNA. Mengingat kegagalan nasab garis lurus laki – laki dari Ba’alawi ini adalah klaim yang selalu dibanggakan oleh mereka, bahkan nasab perempuan dianggap putus serta aturan pernikahan yang ketat terhadap anak perempuan mereka harus dinikahi oleh pria Ba’alawi sendiri, dengan alasan menjaga nasab. Membahas kerancuan ini perlu pembahasan khusus karena kalau ini diterapkan akan jadi bentuk diskriminasi dan rasisme gaya baru, mengingat dalam kaidah pernasaban dunia, tetap seluruh keturunan Sayyidah Fathimah binti Muhammad SAW, baik dari garis lurus laki-laki maupun perempuan dicatat.

Semua ini menjadi cerminan nyata bahwa Islam begitu memuliakan perempuan, sebagai antitesis dari masa Jahiliyyah dimana perempuan sangat direndahkan kedudukannya.

Dalam test DNA seseorang yang berkerabat semakin dekat maka susunan DNA nya juga akan semakin identik pula. Dan sebaliknya, semakin jauh kekerabatan maka akan semakin jauh susunannya pula.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa sejak Nabi Adam yang diyakini menurut ilmu pengetahuan bahwa manusia modern berawal dari satu ayah yang sama, maka DNA Adam menyebar kepada seluruh keturunan laki – lakinya.

Dan disebabkan oleh mutasi gen, baik karena faktor internal transkripsi DNA atau akibat faktor external misal kena wabah penyakit atau daya adaptasi di alam, maka rata – rata terjadi mutasi gen setiap 20.000 tahun.
Sehingga terbentuklah Haplogroup Y-DNA.
Singkatnya dalam uji DNA keluarga Nabi yg secara manuskrip, kitab dan kajian sejarah memang terjaga & terindikasi sebagai keluarga Nabi ternyata secara nyata telah terpetakan sebagai Haplogroup J1a dan ada kode Ibrahim P58, hingga kode – kode lainnya seperti Bani Qurays L959+, Imam Ali bin Abi Tholib FGC10500+, atau pecahan dari Imam Hasan bin Ali FGC8702 & Imam Husein bin Ali FGC30416+.

Sehingga terpetakanlah kode DNA ini yang awalnya dari test DNA dua orang keluarga Kerajaan Yordan dan akhirnya menyebar ke keluarga Nabi yang lainnya mendapatkan pemetaan yang jelas.

Nah, Ba’alawi yang mengaku ngaku Dzurriyah Nabi ternyata hasil uji Y-DNA nya Haplogroupnya G2. Artinya secara garis lurus laki – laki telah batal demi ilmu pengetahuan, demi logika dan akal sehat.

Bahkan dideteksi ditemukan kode DNA P303 yang disinyalir sebagai Yahudi Maternity (garis ibu ) atau menurut penelitian Ernest Renan sebagai Yahudi suku ke-13 (diluar keturunan 12 putra Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim). Sebuah suku yg lenyap akibat serbuan Bangsa Mongol dan Al Khazar dan Kode ini banyak ditemukan di Pulau Ibiza, selatan Spanyol, sebagai akibat pelarian pasca Inkuisisi di abad 16 ( pasca kejatuhan Daulah Umayyah Andalusia).

Kode ini juga ditemukan pada uji DNA jasad Al Capone, pemimpin mafia Italia, seorang imigran Yahudi Italia yang hijrah ke Amerika dan membentuk organisasi kejahatan modern pertama di dunia.

Selain itu ditemukan kode PF3296, yang terdeteksi pada beberapa keluarga Yahudi seperti Gunzburg, Goldstein, Rostas dan lain – lain.

Artinya Ba’alawi ini bukan keturunan Nabi, bahkan bukan bangsa Arab dan malah terdeteksi sebagai ras Yahudi Askhenazi-Shepardic ( lihat tabel 057 dan 058 di jewishdna.net,sebuah situs pendeteksian gen Yahudi baik garis paternity atau maternity dari Yahudi Internasional).

Demikian kajian DNA ini disampaikan sebagai seruan moral sesama warga bangsa Nusantara Indonesia tercinta kita, dengan pesan tidak penting kamu dilahirkan dari ras apa, suku apa atau agama apa.Selama kamu menjadi manusia yang baik, berguna dan mengembangkan jiwa Bhinneka Tunggal Ika, maka kamu layak untuk menjadi warga bangsa yang dibanggakan dan dicintai semua orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *