Cara mengetahui Saham Blue Chip

Apa itu blue-chip ? ini sebenarnya perusahaan apa sih. Mari kita bersama-sama menelusuri, perusahaan apakah si “blue-chip” ini.

Menurut kamus Oxford-American:

Blue-chip = adj. denoting companies or their shares considered to be reliable investment …

Dalam bahasa Indonesia “blue-chip” kira-kira artinya: saham terpercaya atau berkapitalisasi besar yang dianggap sebagai investasi yang relatif aman.

Anda bisa lihat bahwa definisi ini tidak spesifik. Perusahaan bagaimana yang bisa disebut “terpercaya”? Seberapa besar “berkapitalisasi besar” suatu perusahaan agar ia dapat dikategorikan “ blue-chip”? Terus terang, tidak ada patokan dan angka yang jelas untuk ini.

Di Bursa Efek Indonesia, saham-saham yang biasa dikategorikan “blue-chip” adalah perusahaan-perusahaan besar yang dikenal segenap masyarakat.  Beberapa contoh di antaranya:
Astra International (ASII)

Bank Mandiri (BMRI)

Bank BRI (BBRI)

International Nickel (INCO)

Indofood Sukses Makmur (INDF)

Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Perusahaan Tambang Batu Bara (PTBA)
Unilever (UNVR)

dan lainnya

Kebanyakan perusahaan “blue-chip” di Bursa Efek Indonesia adalah BUMN, tapi tidak semua BUMN masuk kategori “blue-chip.” Indofarma (INAF), Kimia Farma (KAEF), Kertas Basuki Rahmat (KBRI) adalah BUMN tapi pasar tidak menganggap perusahaaan-perusahaan tersebut sebagai “blue-chip.”

Bagaimana dengan Bumi Resources (BUMI)? Apakah ia layak dikategorikan “blue-chip”?

Kalau ditelaah dari kapitalisasi pasar, BUMI seharusnya termasuk “blue-chip.” Dilihat dari volume dan aktivitas transaksi saham tersebut yang cukup ramai, BUMI juga seharusnya dikategorikan “blue-chip.” Tapi saya merasa ada sebagian pemain saham Indonesia yang tidak setuju dengan pendapat ini. Jadi, saya memutuskan bahwa kategori BUMI adalah “semi blue-chip.” 

Intinya, ketika berbicara tentang saham “blue-chip,” anda harus terlebih dahulu menyamakan persepsi. Yang anda anggap “blue-chip” belum tentu dianggap “blue-chip” oleh pialang saham anda. Yang disebut “blue-chip” oleh seorang analis saham, belum tentu dianggap “blue-chip” oleh analis lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *