Dalam trading Rogers lebih mengandalkan faktor-faktor fundamental. “Saya pernah bekerja sama dengan nama-nama besar dalam dunia trading. Saya tidak tahu apakah saya telah belajar dari mereka. Cara yang paling baik untuk dipelajari dalam dunia investasi atau trading adalah tidak berbuat apa-apa sampai ada sesuatu yang harus dilakukan.” kata Jim Rogers yang juga chairman dari Rogers Holdings and Beeland Interests, Inc dan pendiri Rogers International Commodities Index (RICI).
Jim Rogers lahir di Baltimore, Maryland, AS pada tahun 1942 dan seperti penuturannya ia mulai belajar bisnis sejak usia 5 tahun dengan berjualan kacang. Setelah lulus dibidang sejarah dari Yale University, Rogers bekerja di Wall Street pada broker Dominick & Dominick. “Saat itu saya tidak tahu apa bedanya saham dan bond, bahkan saya tidak tahu benar apa sebenarnya bisnis yang ada di Wall Street” kenangnya. Karena tertarik dengan pengaruh politik terhadap pasar, Rogers melanjutkan studi dibidang Philosophy, Politics and Economics di Oxford University sebelum ia bekerja di perusahaan investasi Arnhold and S. Bleichroder pada tahun 1970 dimana ia bertemu George Soros.
“Hey, Anda baca buku saya ‘Investment Biker’? Berusaha menemukan ide untuk berinvestasi tidak harus duduk didepan komputer seharian. Naik sepeda motor dan lihat bagian dunia lain, banyak peluang investasi, seperti di China… ya, itu saya, tetapi Anda mungkin saja berbeda. Anda bisa saja masuk di bond atau trading di pasar forex. Masuk pasar kemudian tinggalkan. Tunggu hingga sesuatu terjadi. Jika Anda masuk di pasar forex tentu Anda akan sensitif pada berita pasar keuangan, bukankah begitu?” kata Jim Rogers yang juga penulis tetap di The Wall Street Journal, The Financial Times, Barron’s, Forbes, Fortune, Bloomberg dan CNBC itu.
Setelah pensiun muda dan naik motor keliling dunia, sejak tahun 2007 Jim Rogers dan keluarga bermukim di Singapura dan tetap mengendalikan semua perusahaan dan portofolio investasi pribadinya. Selain mendapat gelar profesor dibidang keuangan dari Columbia University School of Business, AS, berbagai pandangannya tentang teori ekonomi juga memperoleh penghargaan dari Austrian School of Economics. Tentang hijrahnya ke Singapura Rogers mengatakan bahwa Asia sangat potensial, dan sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan investasi di Asia. “Jika Anda cukup cerdas di tahun 1807 Anda akan hijrah ke London, jika Anda inginkan bisnis di tahun 1907 Anda akan pindah ke New York, dan jika Anda hendak berinvestasi di tahun 2007 Anda akan bermukim di Asia” katanya.
Apa nasehatnya untuk para investor atau trader pemula? “Oh, kalau saya akan menunggu hingga ada uang di suatu tempat, dan yang harus saya lakukan hanya menghampiri dan mengambil uang itu. Sementara menunggu saya tidak melakukan apa-apa. Mereka yang loss berteriak: saya telah loss, saya harus mendapatkan uang itu kembali…. Salah, itu pikiran yang keliru. Yang seharusnya mereka lakukan adalah duduk manis hingga mereka menemukan sesuatu.” kata Jim Rogers.
Sumber : www.4-traders.com
www.stansberryresearch.com