Trader Professional Ben Bernanke

Trader Professional 
Peran penting para bankir bank sentral dalam membimbing dan membentuk kondisi keuangan tak dapat diremehkan. Dalam menilai tantangan-tantangan yang dihadapi Bernanke, penulis Johan Van Overtveldt mengkaji catatan panjang Greenspan sebagai ketua Bank Sentral sebelumnya (The Fed), juga karier Bernanke sebagai seorang ekonom sebelum mengepalai The Fed.

Bernanke dilahirkan di Augusta, Georgia pada tanggal 13 Desember 1953 dan dibesarkan di Dillon, South Carolina sebagai anak tertua dari tiga bersaudara, yang terdiri dari saudara laki-laki dan perempuan. Philip, ayah Ben, adalah seorang ahli obat yang juga bekerja sambilan sebagai manajer teater. Sedangkan Edna, ibunya, adalah seorang guru sekolah.

Keluarga Ben kecil tinggal di daerah Yahudi, dengan nama lokal sinagognya bernama Ohav Shalom. Sebagai anak, Bernanke juga mempelajari bahasa Ibrani dari kakeknya, Jonas, seorang pembaca Kitab Taurat dan guru bahasa Ibrani profesional. Ayah dan paman Ben adalah eks-pemilik sekaligus manager toko obat yang mereka beli dari kakek Ben. Jonas yang berimigrasi dari Austria ke AS setelah Perang Dunia I dan akhirnya menetap ke Dillon dari New York pada tahun 1940.

Setelah lulus SMA pada tahun 1971, Ben diterima di Universitas Harvard, tempat di mana dia mendapatkan nilai cum laude (IPK tertinggi) dengan gelar BA Ekonomi pada tahun 1975. Ia juga percaya bahwa kurangnya pemahaman terhadap ideologi kaku Greenspan akan menyebabkan isu politik menjadi semakin banyak.

Krisis-krisis yang mengadang perekonomian AS menempatkan bankir Bank Sentral, Ben Bernanke, di bawah sorotan tajam. Bernanke saat itu sedang menghadapi sebuah ujian berat sebagai bankir bank sentral Amerika yang diciptakan untuknya. Sebagian besar oleh sang pendahulunya, Alan Greenspan.
Menurut majalah Time, Bernanke pantas menerima julukan tersebut (orang paling kuat di dunia keuangan) karena telah membentuk kebijakan moneter Amerika Serikat untuk bertahan di tengah resesi dan atas perjuangannya menyelamatkan ekonomi global dari tepi jurang. Sebagai contoh, saat Greenspan mempublikasikan “Pemotongan Pajak Bush”, ketika publik bertanya tentang kebijakan moneter, dia menjawab bahwa hal tersebut bukanlah urusannya. Tentu saja buku ekonomi karangannya sedikit banyak berbicara tentang libertarianism dari Greenspan dan titik berat dari teori Adam Smith.
Redaktur pelaksana Time, Richard Stengel, mengatakan, “Bernanke, dibanding tokoh lain, tegak berdiri untuk mengatasi apa yang terjadi tahun ini.” Stengel menggambarkan The Fed sebagai kekuatan paling berkuasa, rahasia, dan sulit dipahami dalam ekonomi, dan tindakan-tindakan The Fed berdampak besar terhadap kehidupan sehari-hari.
Belajar dari Depresi Besar tahun 1930-an, Bernanke menghindari cara penanganan terhadap krisis ekonomi saat itu yang dia yakini justru memperburuk dampak krisis. Sejak terjadi kredit macet, pria 56 tahun tersebut sangat berperan dalam program dana talangan perbankan US$700 miliar dari pemerintah AS.

Di bawah pengawasannya, The Fed memangkas tingkat suku bunga hingga mendekati nol dan menyuntikkan likuiditas ke ekonomi AS dengan menyediakan pinjaman dengan suku bunga rendah (cheap money) ke pasar. Keputusannya memotong suku bunga diskonto Amerika sebesar 50 bps menuai banyak pujian karena berhasil menyelamatkan pasar saham Amerika dari krisis akibat efek subprime mortgage. Setidaknya sejak tulisan ini dibuat Wallstreet mulai merangkak naik menuju titik sebelum jatuhnya. Kita lihat saja bagaimana aksi Ben berikutnya.

Referensi:
http://www.benalufx.com
http://teknologi.news.viva.co.id
http://www.bukukita.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *