Tips Strategi Target Keuntungan Saham

Tips trading,  Strategi Target Meraih Keuntungan Saham
Target dapat kita tentukan dengan beberapa cara. Kita bisa mulai dengan yang paling sederhana: menentukan target secara umum. Kita bisa juga menentukan target berdasar bingkai waktu (time frame) investasi, apakah jangka panjang (investasi) atau jangka pendek (trading).

Untuk setiap kriteria tersebut, kita bisa membagi lagi target berdasarkan pengalaman sang pemain: apakah masih pemula (pengalaman sampai dengan 2 tahun), menengah (sampai dengan 6 tahun), atau sudah mahir (di atas 6 tahun). Menuntaskan topik ini, saya melampirkan contoh kasus nyata laba/rugi main saham sebagai bahan perbandingan.

Jadi, untuk mempermudah pembahasan, saya membagi topik ini menjadi empat pos:
  1. Target Laba Main Saham (Umum)
  2. Target Laba Investasi Saham (Jangka Panjang)
  3. Target Laba Trading Saham (Jangka Pendek)
  4. Contoh Kasus Laba/Rugi Main Saham
A. Target Laba Main Saham (Umum)
Bila anda baru mulai main saham, saya anjurkan anda menentukan target sebagai berikut:
Pemula (pengalaman sampai dengan 2 tahun)
Target pemula adalah rugi tidak lebih dari 20% modal per tahun.

Ya, anda tidak salah baca. Target wajar pemula bukan untuk mendapat untung tapi jangan rugi terlalu besar. Pemula yang hanya merugi sedikit sudah dikategorikan sukses. Mengapa begitu? Mari kita bandingkan dengan proses belajar di bidang lain.

Misalkan anda membuat kue untuk pertama kali. Apakah anda berharap kue tersebut akan seenak kue yang dijual di toko kue terkenal? Tentu tidak. Anda sudah senang kalau kue itu layak dimakan.

Misalkan juga anda mengemudi mobil untuk pertama kali. Apakah anda langsung tancap gas seperti pembalap F-1? Tentu tidak. Anda menginjak pedal gas perlahan-lahan, menjalankan mobil dengan sangat hati-hati, di jalan yang sepi tanpa kendaraan lain.

Demikian juga seharusnya dengan main saham!

Semua proses pembelajaran butuh waktu dan biaya. Anda tidak bisa menjadi pastry-chef dalam sekejap. Anda juga tidak mungkin menjadi pembalap F-1 tanpa latihan keras bertahun-tahun yang memakan biaya besar. Kalau begitu, masuk akalkah jika pemula berharap untung besar dalam waktu cepat?

Mulailah dengan perlahan-lahan. Jangan bermimpi untung besar. Yang paling penting: usahakan rugi anda maksium 20% per tahun. 

 Menengah (pengalaman sampai dengan 6 tahun)


Target pemain saham berpengelaman menengah adalah untung 10% per tahun. 

Mengapa cuma 10%? 

Setelah beberapa tahun bermain saham, anda sudah paham sedikit tentang saham. Bila saya ibaratkan anda sebagai pengemudi motor, anda sudah pandai mengemudi motor, bahkan dengan kecepatan tinggi. Tapi anda baru jago ngebut di jalan lurus. Anda belum ahli ngebut di sirkuit yang berliku-liku.

Dengan pemahaman terbatas itu, saya menyarankan target 10%, yang relatif kecil, supaya anda tetap berhati-hati. Bila target terlampau tinggi, anda mungkin akan menjadi agresif dan melakukan kesalahan fatal dan merugi besar. 

Mengapa 6 tahun? 

Jangka waktu 6 tahun saya pilih karena adanya siklus ekonomi. Siklus ekonomi–yang rata-rata berlangsung 5-10 tahun–berpengaruh besar pada bursa saham. Waktu ekonomi baik, saham naik; waktu ekonomi buruk, saham anjlok. Dalam kurun waktu 6 tahun, anda kemungkinan sudah melewati separuh siklus ekonomi dan pernah merasakan kondisi saham terpuruk.

Mahir (pengalaman di atas 6 tahun)

    

Target pemain saham mahir adalah untung minimal 20% per tahun.

Ah, akhirnya anda sudah melalui satu siklus ekonomi, sudah sering merugi. Walaupun begitu anda tetap bertahan dan terus belajar. Anda mulai dapat merasakan denyut pasar. Dengan berjalannya waktu, anda sekarang lebih sering untung daripada rugi.

Dari pengalaman, anda tahu bahwa pasar tidak berkewajiban memberi anda untung. Tapi bila pasar memberi kesempatan, anda akan membiarkan keuntungan beranak-pinak. Kebalikannya, bila pasar tidak memberi kesempatan, anda duduk manis menanti dengan sabar, laksana singa menunggu mangsa.

Selamat, anda sudah lulus dan berhak menyandang gelar Magister Main Saham.

Bermodal gelar tersebut anda siap bekerja keras untuk menghasilkan laba 20% per tahun. Bila kondisi pasar bullish, anda sangat mungkin mendapat laba lebih besar lagi. Seberapa besar untung yang anda dapatkan hanya tergantung pada usaha keras dan waktu yang anda luangkan untuk terus belajar.

Siapkah anda untuk belajar dan berusaha keras untuk menjadi Magister Main Saham?

Mau tahu target laba investasi saham (jangka panjang) yang wajar?

B. Target Laba Investasi Saham (Jangka Panjang)
 
Pada pos “Target Laba Main Saham (Umum)” saya menganjurkan pemain saham untuk menentukan target -20%, +10%, atau +20% per tahun tergantung pengalaman. Target-target tersebut cukup wajar tapi kurang tepat karena kita tidak membandingkan mereka dengan kondisi pasar.
Mengapa kita perlu membandingkan target dengan kondisi pasar?
 
Sebab utama adalah karena kondisi pasar mempengaruhi hasil investasi jangka panjang. Kalau pasar naik, saham juga naik; investor untung. Kalau pasar turun, saham juga turun; investor rugi. Artinya: investor lebih mudah untung waktu pasar naik daripada waktu pasar terpuruk. 

Kalau pasar terus turun dalam jangka waktu yang lama, investor jangka panjang sulit mendapat untung—malahan lebih mungkin rugi—pada periode tersebut. Karena alasan inilah investor perlu membedakan target sesuai kondisi pasar.

Okelah kalo begitu, anda menyetujui. Tapi apa yang kita pakai sebagai tolak ukur kondisi pasar?
  
Di Indonesia, kondisi bursa saham secara keseluruhan diukur dengan Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) Bursa Efek Indonesia. IHSG inilah yang saya sarankan kita pakai sebagai tolak ukur target laba investasi saham.
Mari kita mulai.
 
Pemula (pengalaman sampai dengan 2 tahun)
Target pemula adalah rugi tidak lebih dari 20% modal setiap tahun.
Target pemula investasi saham tidak berbeda dengan target pemula main saham (umum): jangan rugi terlalu banyak. 
Untuk jelasnya, silahkan anda membaca pos “Target Laba Main Saham (Bagian I).”

Menengah (pengalaman sampai dengan 6 tahun)

Target investor saham berpengalaman menengah adalah untung/rugi setengah dari persentase naik/turunnya IHSG.
Jadi kalau IHSG naik 30%, target kita adalah untung 15% ([1/2] x 30% = 15%).

Kalau IHSG turun 20%, target kita rugi maksimal 10% ([1/2] x 20% = 10%).

Contoh cara menghitung:

IHSG
Target
Awal Tahun
Akhir Tahun
+/-
Persentase +/-
1000
1500
+500
+50%
+25%
1500
1200
-300
-20%
-10%
Catatan: (Persentase +/-) = (+/-) dibagi (IHSG Awal Tahun).
 
Target investor berpengalaman menengah memang relatif kecil. Yang penting adalah anda sudah bisa mendapat untung waktu pasar naik dan juga mampu meminimalisir kerugian waktu pasar anjlok.
Rugi maksimal setengah dari turunnya IHSG kedengaran sangat mudah. Tapi kenyataannya berbeda 180 derajat. Mengapa?
Waktu IHSG turun 20%, banyak saham yang turun lebih dari 20%, malahan ada yang turun 50% atau bahkan lebih. Kalau anda hanya rugi 10%, kondisi anda sudah jauh lebih baik dari investor lain dan sudah dapat dikategorikan sukses.

Mahir (pengalaman di atas 6 tahun)

Target investor mahir adalah untung 100% dari kenaikan IHSG dan rugi maksimal 20% dari penurunan IHSG.
Jadi kalau IHSG naik 30%, target kita adalah untung 30% (100% x 30% = 30%).

Kalau IHSG turun 30%, target kita rugi maksimal 6% (20% x 30% = 6%).

Contoh cara menghitung:

IHSG
Target
Awal Tahun
Akhir Tahun
+/-
Persentase +/-
2000
3000
+1000
+50%
+50%
2500
1500
-1000
-40%
-8%
Catatan: (Persentase +/-) = (+/-) dibagi (IHSG Awal Tahun).
 
Investor mahir bukan hanya mampu membiarkan keuntungan beranak-pinak ketika pasar naik tapi juga bisa meminimalisir kerugian ketika pasar terpuruk.
Waktu pasar turun, satu-satunya cara agar investor tidak rugi adalah dengan menjual semua saham yang ia miliki. Ia lalu duduk manis menanti dengan sabar sampai pasar memberi sinyal bahwa penurunan itu sudah berakhir.
Bila anda bisa mencapai target di atas, selamat! Anda sudah lulus dan berhak menyandang gelar Magister Investasi Saham. 

Bermodal gelar tersebut anda siap bekerja keras untuk mengejar untung sebesar-besarnya ketika pasar naik dan siap terus belajar untuk menekan rugi sekecil-kecilnya saat pasar turun.

C. Target Laba Trading Saham (Jangka Pendek)
 
Target laba trading saham berbeda dengan target investasi saham (jangka panjang) karena trading yang bersifat jangka pendek harus dibarengi dengan target yang bingkai waktunya juga pendek. 
Mengapa?
Kondisi pasar secara keseluruhan—yang sangat dominan mempengaruhi investasi jangka panjang—tidak begitu dominan pengaruhnya pada trading (dagang) saham yang bersifat jangka pendek. Yang saya tekankan di sini adalah bagian “tidak begitu dominan.” Artinya, secara teoritis trader seharusnya bisa mendapat untung saat pasar naik ataupun turun.
Pasar yang naik-turun adalah kesempatan emas bagi trader untuk mencari untung. Saat pasar naik, trader bisa untung dengan cara membeli saham untuk dijual di harga lebih tinggi. Saat pasar turun, trader tetap bisa untung dengan cara membeli di harga rendah untuk dijual di harga lebih tinggi.
Tentu saja, kebalikannya juga bisa terjadi. Trader bisa rugi waktu pasar naik dan juga rugi waktu pasar turun.
Karena sifat trading seperti yang dikemukakan di atas–bisa untung waktu pasar turun, tapi juga bisa buntung waktu pasar naik–kita harus mempersempit bingkai waktu (time frame) perhitungan target dari per tahun menjadi per bulan. Selain itu, kita juga harus menetapkan target rugi maksimal yang diperbolehkan.
Mari kita mulai.

Pemula (pengalaman sampai dengan 2 tahun) 

Target pemula adalah rugi tidak lebih dari 5% modal per bulan dengan tambahan syarat tidak boleh rugi lebih dari 10% bulan.

Maksud elo? tukas Anda.

Begini: kalau pemula sudah rugi 10% pada tanggal 13 Maret, ia harus berhenti trading di bulan itu. Ia baru boleh mulai trading lagi di bulan April.
Mengapa begitu?

Trader yang sedang rugi biasanya akan merugi lebih banyak lagi kalau ia tidak menutup semua posisinya. Dengan adanya posisi rugi yang besar, trader tidak bisa berpikir jernih. Ia cenderung memaksa diri agar cepat mendapat untung untuk menutup kerugiannya. Semakin ia memaksa pasar untuk memberi untung, semakin banyak ia merugi. 
Karena alasan tersebut, trader harus berhenti trading setelah mencapai rugi maksimal yang sudah ditetapkan. Jernihkan pikiran beberapa saat, baru kembali trading. 
(Ide ini adalah variasi dari jurus cut-loss yang dikemukakan Dr. Alexander Elder di bukunya Come into My Trading Room.)
 
Menengah (pengalaman sampai dengan 6 tahun) 

Target pemain menengah adalah untung 1% per bulan dengan addendum tidak boleh rugi lebih dari 5% per bulan.

Pemain berpengalaman menengah sebaiknya menitikberatkan perhatiannya pada bagian “tidak boleh rugi lebih dari 5% per bulan” dan bukan pada target untungnya.
Jangankan untung. Kalau anda bisa tidak rugi saja anda sudah jauh lebih baik dari trader lain. Ingat: anda dapat menutup rugi kecil dengan mudah dari untung yang anda dapat.
 
Mahir (pengalaman di atas 6 tahun) 

Target pemain mahir adalah untung 3% per bulan dengan addendum tidak boleh rugi lebih dari 3% per bulan.

Investor mahir bukan hanya mampu memaksimalkan keuntungan tapi juga bisa meminimalisir kerugian. Kadang-kadang ia merugi 3%, tapi saat kondisi memungkinkan, ia meraih laba 3, 5, atau bahkan 10% per bulan.
Bila anda bisa mencapai target ini, selamat! Anda sudah lulus dan berhak menyandang gelar Magister Dagang Saham.

Bermodal gelar tersebut anda siap bekerja keras untuk mengejar untung sebesar-besarnya dari naik-turunnya harga saham.

 

D. Contoh Kasus Laba/Rugi Main Saham
 
Saya menggunakan data saya sendiri sejak tahun 1997 untuk contoh kasus laba/rugi main saham di sini. Dengan data tersebut, saya tidak bermaksud menyombongkan atau mempromosikan diri sendiri karena hasilnya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa.

Ada beberapa sebab saya melakukan hal ini:
  1. Saya tidak punya data akurat investor biasa yang lain. Memang data laba investor terkemuka seperti Warren Buffet atau George Soros banyak dipublikasikan, tetapi sangatlah tidak layak membandingkan diri kita dengan mereka. Kita bukan Warren Buffet dan hampir tidak mungkin menyamai prestasi beliau.
  2. Saya ingin memaparkan hasil sesungguhnya yang ada laba dan juga ada rugi, tanpa dipoles untuk tujuan promosi, agar para pemain saham lain tidak minder kalau mereka sering merugi. Kalau kita mendengar semua orang lain untung tapi kita sendiri rugi, kemungkinan kita malu mengakuinya. Padahal mungkin orang yang mengaku untung itu hanya sesumbar dan menutupi kenyataan bahwa diapun sering rugi.
 
Laba/Rugi Main Saham Iyan
 
Tahun
IHSG (%)
Laba (%)
1997
-37
-40
1998
-1
-70
1999
+72
+10
2000
-39
-50
2001
-6
-10
2002
+10
+0
2003
+63
+15
2004
+45
+0
2005
+16
+13
2006
+55
+10
2007
+51
+120
2008
-51
+28
2009
+84
+37
 
Catatan:
  • Saya mulai main saham pada bulan Juni 1997
  • Tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 saya melakukan strategi investasi jangka menengah, berubah ke trading jangka pendek dari tahun 2003 sampai sekarang.
  • Data laba/rugi tahun 1997 sampai dengan 2003 adalah perkiraan karena saya belum menyimpan data akurat.
 
Analisa
Dari tabel laba/rugi di atas kita melihat bahwa:
  1. Saya rugi selama 5 tahun–1997 s/d 2001—sebelum mulai mendapat untung. (Tahun 1999 memang untung 10%, tapi itu sangat buruk bila dibandingkan IHSG yang naik 72%.)
  2. Saya mulai untung pada tahun ketujuh, tahun 2003, tapi untung 15% tersebut walau memenuhi target trading pemain menengah (laba 1% per bulan) tetapi sangat kecil dibandingkan IHSG yang naik 63%.
  3. Hasil tahun 2004-2006 kurang lebih sesuai dengan target trading pemain menengah tapi kurang memuaskan karena IHSG naik lebih tinggi.
  4. Tahun 2007 saya mendapat untung 120% (dua setengah kali kenaikan IHSG sebesar 51%). Walau menggembirakan dan jauh di atas target trading pemain mahir (laba 3% per bulan), hasil itu mungkin hanya kebetulan saja. Saya tidak boleh mengambil kesimpulan dari sesuatu yang baru terjadi satu kali.
  5. Tahun 2008 dan 2009 saya kurang lebih mencapai target laba trading yang saya tentukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *